Apakah Anda mengedit kembali tulisan yang pernah Anda tuliskan di blog? Baru saja saya mengedit tulisan saya tentang “terobsesi dengan buku” untuk menambahkan gambar (sampul buku) dan memperbaiki ejaan yang salah. Terus terang saya merasa aneh. Apakah ada manfaatnya untuk mengedit ulang? Toh, orang sudah pernah membaca tulisan tersebut dan tidak akan kembali membaca tulisan tersebut. Paling-paling edit ini hanya akan bermanfaat untuk pembaca yang belum pernah melihat tulisan itu sebelumnya. Eh, jangan-jangan ada juga orang yang kembali membaca tulisan (di blog) yang pernah dia baca sebelumnya? Anda pernah melakukan itu?
mengedit kembali tulisan artikel |
Saya lihat sebagian besar blogger hanya menulis sekali dan dibiarkan saja. (Write once and let it go.) Sebagian besar tulisan saya memang demikian, termasuk tulisan yang diterbitkan di media konvensional. Kadang-kadang saya menuliskan sesuatu yang rasanya sudah pernah saya tuliskan sebelumnya. Halah!
Saya kurang suka mengedit ulang tulisan lama karena merasa tidak ada manfaatnya. Bukankah yang penting adalah pesannya? Akibatnya kesalahan ejaanpun kadang saya biarkan. Lebih jauh lagi fakta tidak diperbaharui. Kalau ada kesalahan pun telah dikoreksi oleh pembaca di bagian komentar. (Apa tidak aneh kalau kesalahan yang dikomentari itu saya perbaiki? Komentar jadi nggak nyambung dengan tulisan yang sudah diedit tersebut.) Post modernisme?
Semestinya masih ada banyak manfaat dari mengedit ulang tulisan di blog karena akan ada pembaca-pembaca baru. Atau, mungkin juga ada pembaca yang menggunakan tulisan tersebut sebagai referensi sehingga kembali membaca ulang? Atau … sedemikian hebatnya tulisan di blog tersebut sehing dibaca berulang-ulang dan bahkan disimpan oleh pembaca? Wah, asyik juga kalau bisa membuat tulisan mahakarya seperti itu.
Salah satu kehebatan (fitur) dari blog adalah mudahnya dia untuk diedit ulang. Sayangnya fasilitas ini justru yang tidak pernah atau jarang dipakai.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda mengedit ulang tulisan blog Anda?